Senin, 20 Desember 2010

Antara Aku, Kamu, dan Dia


Di suatu siang yang sangat cerah dan panas, sekumpulan murid SMA Bangsa berhamburan dari lapangan olahraga. Terlihat wajah-wajah mereka penuh dengan penat yang teramat sangat, karena capek yang mendera. Semua murid di SMA ini sangat patuh terhadap peraturan sekolahnya, sehingga tidak ada murid yang melanggar aturan. Salah satunya, dua orang siswi yang sedang berbincang-bincang ini murid yang paling berprestasi. Mereka bernama Liu dan Yumi. Yumi anaknya dewasa, ramah, dan pekerja keras sedangkan Liu, ia pandai bersolek,plin-plan, baik tetapi di balik itu semua ia murid yang berprestasi.
                Mereka berdua bersahabat sejak SMP, jadi tidak heran lagi kalau mereka sangat akrab dan mereka di nobatkan oleh teman-temannya sebagai soulmate sejati. Perbincangan mereka ketika di jalan tadi mengenai universitas yang akan mereka tempuh setelah lulus SMA nanti, tetapi Liu memotongnya karena ia kehausan.
“Yumi, hauss neeh!! Beliin aku minuman dong!! tapi traktir ,boleh yaa???”pinta Liu
“iyaa, aku beliin. Tapi ke kantinnya bareng-bareng ya!” pinta Yumi balik,
”iyaa ribeet. Lama-lama kamu jadi rese ya?!” balas Liu sambil menggandeng  tangan temannya itu menuju kantin. Yang tempatnya tidak jauh dari lapangan olahraga.
Sesampainya di kantin, Liu langsung memesan minuman dan makanan begitupun Yumi.
“mba, minta minuman isotonic dan siomay ya! Dan jangan pake lama. Ok??” pesan Liu
“ok juga non, mba siapin.” Balas ibu kantin. Di jajaran kantin lain Yumi pesan air putih dan roti bakar saja, katanya dia dalam program diet gitu.
“bu, aku pesan air putih dan roti bakar, susu dan menteganya jangan terlalu banyak,” pesan Yumi kepada ibu kantin itu.
“iya neng, taak ssiapin!! Beres deh kalo ama ibu sih di jamin ueenak tenaan!” ibu kantin membanggakan diri.
Mereka berduapun duduk kembali di kursi kantin, sambil menunggu pesanan datang, mereka meneruskan perbincangan yang tadi terpotong.
“Yumi, aku pengen kuliah di korea deh, di universitas Jung Ang jurusan movie and teather. Kamu mau di mana?? ” Tanya Liu. Sebelum Yumi menjawab pertanyaan Liu, makanan pun datang.
“neng..neng..makanan datang! Selamat makan,” ibu kantin mempersilakan, mereka menjawab bersamaan “makaciih.. ibu kantin ku!!” balas mereka dengan senyum sumringahnya, ibu kantin pun membalas hanya dengan senyuman saja dan berlalu, kembali ke dapur kantin.
Mereka pun memakan makanan yang mereka pesan, beberapa menit kemudian setelah makanan mereka hampir habis, Yumi menjawab sambil mengunyah makanannya,
 “gini aku pengen ke korea juga csii, tapi aku mau ke Han Yang jurusan industri. Kamu bisa akting gitu? Bukannya gak terlalu fasih?? “ jawab Yumi sembari tertawa kecil.
“akh.. kamu tahu kan aku pengen kerja jadi entertaintner. Jadi aku mau ke situ,” tutur Liu sambil tangannya berakting seraya sedang membaca puisi.
“mau eksis?? Jangan lebaay pliiss!! Tapi gak segitunya kali aktingnya,” balas Yumi.
Tidak terasa bel istirahat pun berakhir, mereka beranjak dari kantin menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian. Seusainya mereka berganti pakaian, ternyata guru yang akan mengajar di kelasnya tidak masuk. Karena itu pelajaran terakhir, mereka bisa pulang lebih awal. Tetapi, pulang tidak membawa tangan kosong, mereka diberi tugas untuk melakukan penelitian di masyarakat tentang kebudayaan atau adat penduduk setempat.
Setelah mereka pulang dari sekolah, mereka langsung pulang tidak kelayapan seperti biasanya. Saat  Yumi tiba di rumah dan sudah santai, ia bermaksud untuk mengajak Liu mengerjakan tugas itu bersama, yang karena di beri waktu sangat sempit jadi, Yumi ingin segera menyelesaikannya. Yumi pun menghubungi Liu terlebih dahulu lewat sms. Disambarnya hape di atas meja belajarnya, lalu ia ketik satu per satu huruf yang ada di keypad dengan cepat. Lalu 2 menit kemudian.. sms pun dikirim.
Liu yang sedang bersantai di balkon kamarnya, terperanjat karena mendengar hape-nya mengalunkan lagu Justin timberlake sebagai tanda adanya SMS masuk. Liu pun beranjak masuk ke kamarnya, karena kebetulan hape-nya ia tinggal di kasur. Lalu, ia membuka sms nya dan muncul nama Yumi.
Liu, Qta kerjain tgas dri pak kumis yuk!!
Alna kan Cuma 3 hri wktna. Mu gag?
 Klo mau ak ke huz kmu jam 5 sore!!
+6285285xxxxx
Tak lama, Liu membalas sms nya. 1 menit kemudian….
Ok,, ak tggu. Jgn lupa bw novel yang baru eaa!! Ak mu bca niiy..
+6281626xxxxx
Beress dh.. ak bw nvel’a,,,set jam gy ku ke huz u!! wait me ok,,
+6285285xxxxx

                Yumi langsung mempersiapkan buku-buku yang akan di bawa ke rumah Liu sahabat kentalnya itu, tak lupa ia membawa novel pesanan Liu tadi di sms. Yumi berangkat naik kendaraan pribadi dan tidak lupa meminta izin terlebih dahulu pada orang rumah.
                Di perjalanan, Yumi melihat tukang jualan jajanan seperti cakwe, macaroni, dan cireng. Ia pun mampir dulu untuk membelinya dan di bekal ke rumah Liu.
                “bang, beli jajanannya dong!” pesan Yumi
                “boleh neng,, mau apa aja??” Tanya penjual
                “cireng-nya empat, macaroni tiga, dan cakwenya lima, tambah sambelnya ya bang,” pinta Yumi
Si abang penjual langsung membungkuskan pesanan Yumi, “niih neng pesanannya, jadi Rp 15.000,-“ kata abang penjual sembari menyodorkan kantong kresek yang berisi jajanan tersebut. Yumi langsung merogoh kantongnya untuk mengambil uang dan dibayarkan kepada penjual jajanan tersebut.
                “makasih bang,”balas Yumi sembari menghidupkan kendaraannya kembali. Si abang pun membalasnya dengan senyum penuh kesopanan. Yumi meninggalkan jongko penjual tersebut dan langsung menuju arah rumah Liu yang jaraknya lumayan masih jauh.
                Sekian lamanya menempuh jarak ke rumah Liu, akhirnya Yumi sampai juga ke rumah Liu.
“tingtong…tingtong…assalamualaikum,”teriak Yumi di depan rumah  Liu sambil memencet bel rumah Liu. Lalu, terdengar suara dari dalam rumah menjawab sapaan Yumi. “waalaikumsalam..bentar saayy!! Aku turun dulu..”rupanya itu suara Liu berteriak sambil menuruni tangga rumahnya seakan-akan terjadi sesuatu karena ia menuruni tangga sembari jingkrak-jingkrak. Ckkrek.. kunci pintu utama rumah Liu di buka dengan lebar, seiring menyambut kedatangan Yumi.
“ayoo, masuk say! Maaf ya agak lama,,langsung ke kamar aku aja ya, aku mu ngambil minum dulu,”perintah Liu kepada Yumi. “ok deh, aku bawa makanan niih, tadi aku beli di jongko yang sering kita datengin waktu smp, inget gak?? Tapi si abangnya udah ganti,”Yumi memberi tahu. “iya inget dong, secara kan kita dulu di sebut penghuni jongko mang udin…hahahahai,” bangga Liu. Yumi langsung naik ke atas menuju kamar Liu dan Liu langsung menyambar dapur untuk membuat minuman kesukaan mereka berdua yaitu jus strawberry plus yoghurt.
Ketika sampai di kamar Liu, Yumi melihat-lihat buku diary Liu yang terbuka sepertinya habis ia pakai. “waah..diary-nya Liu niih baca akh,”celoteh Yumi. Ia dengan segera membaca diary Liu karena takut ketahuan, tetapi saat ia membaca curahan hati Liu yang terbaru, ia sangat kaget karena di isinya itu….
“ dear diary..  Tuesday 12 march 08
aku suka banget ma yunji, dia itu teman seangkatanku tetapi lain kelas,
dan pada saat pertama aku lihat dia, hatiku seakan hancur lebur, perasaanku tak karuan karena dari senyumnya itu lho.. aaaakkhh…mengalihkan pandangan cewek-cewek untuk menoleh ke cowok lain, ‘the killer smile’ gak ada duanya.. andai aku bisa memilikinya, tapi kapan?? Sedangkan yang aku dengar dia lebih menyukai Yumi dari pada aku…dan sebaliknya, tetapi Yumi tak pernah cerita padaku mungkin ia tau juga kalau aku suka pada Yunji jadi ia takut menyakiti perasaanku, aku tahu semua ini dari teman-temanku yang lain.
TUHAN…
Tolong berikan petunjuk agar aku tidak salah arah dan tidak menyakiti perasaan sahabatku Yumi tolong Ya Allah..bagaimana kalau Yumi mengetahui soal ini,, aku tidak bisa membayangkannya… dari itu tolong berikan petunjuk padaku..agar masalah ini tidak rumit,
LUPH YUNJI ….LIU.”
“ Ya Tuhan.. ternyata Liu tahu perasaanku pada Yunji, aku tidak percaya semua ini,” ungkap Yumi sambil menahan air matanya yang hampir menetes. Tak disangka, Liu mengetuk pintu dengan cepat seakan dia ingat buku diary-nya yang tidak ia simpan kembali, tetapi sebelum Liu mengetuk pintu Yumi sudah mengatur posisinya sehingga tidak akan di curigai Liu telah membaca diary-nya. “hui,,lama gak nunggunya??”Tanya Liu “ gak kok, mana minumannya.. hauuss banget tau!!”balas Yumi sambil menahan perilakunya agar tidak mencurigakan dengan senyumannya yang riang. Sslurp.. jus di minum oleh keduanya, “eh, cepet ngerjain tugasnya..tar keburu malem lagi, susah tau nyari informasi dari masyarakat malem-malem,”ajak Yumi, “mmh.. ayoo. Kita keluar rumah menelusuri komplek rumah ku,”balas Liu.
Mereka pun beranjak dari kamar Liu, menuruni tangga dan menuju ke arah pintu utama untuk keluar rumah. Di luar rumah, mereka berdiskusi mengenai kearah mana yang akan di telusuri, dan akhirnya mereka berjalan ke arah barat karena di sana para penduduknya masih sangat kental akan budaya mereka masing-masing. Selesainya mewawancarai warga, mereka pulang ke rumah  Liu,
“ukkhh capek banget csii..laperr gue!”keluh Liu
“tuh ada makanan di tas aku, yang tadi aku beli kan belum sempet kita makan”anjur Yumi
“eh iya..aku hampir lupa, yuk kita makan,” ajak Liu
Di makannya jajanan itu dengan lahap, karena mereka kelaparan tak sedikitpun makanan itu tersisa hanya plastik-plastiknya saja yang siap di buang ke tong sampah. Saking sudah kenyang, Liu terkantuk-kantuk dan aku segera meminta izin untuk pulang karena mataharipun telah di gantikan sang lembayung sore. “plend..aku pulang dulu ya, ni novelnya aku hampir lupa tar kebawa lagi ke rumah, sana tidur mata loe uda lima watt gitu,”ejek Yumi dan ia langsung keluar dari kamarnya.
Saat di halaman rumah Liu, Yumi teringat curhatan Liu tadi, dalam hati Yumi ia resah memikirkan betapa sakitnya Liu ketika dia tahu bahwa aku suka pada Yunji. Yumi langsung memarkirkan motornya dan pulang ke arah rumahnya.
Di perjalanan menuju pulang, Yumi tak henti-hentinya memikirkan Liu, sampai ia mampir sebentar ke tempat nongkrong Yunji dan berbicara soal Liu kepadanya. “assalamualaikum… ada Yunji nya?” Tanya Yumi kepada salah satu teman Yunji yang berada di situ, “eh, sii cantik dateng.. ada tuh di belakang lagi cek sound,”jawab temannya. Yumi menyusuri ruang-ruang di rumah itu menuju ruang di mana Yunji berada yaitu ruang studio band-nya. “Yunji, bisa ngomong sebentar?” Tanya Yumi “boleh..boleh banget, tunggu bentar ya tanggung,”jawab Yunji. Yunji pun keluar dari ruangan tersebut,”ada apa csii saayy?? Kayaknya penting banget!”tutur cowok yang di sukai Yumi.
“ya penting laah…udah deh jangan so sweet gitu,”Yumi ketus
“iya deh..iya, ada masalah apa sih sebenernya, sampe kamu gelisah gitu?”Yunji serius
“ini masalah Liu, dia tuh sebenernya suka sama kamu, kamu nyadar gak siih??”jelas Yumi. “aku tahu dia suka sama aku, tapi aku gak suka ama dia,jadi aku cuekin, “jelas Yunji
“kamu jangan gitu dong, dia kan sahabat aku, aku gak mau nyakitin perasaan dia”jelas Yumi sambil meneteskan air mata. “dengerin, sekarang aja hubungan kita belum jelas, kamu mau gak jadi pacar aku?”ungkap Yunji yang kedua kalinya.
“aku bingung..bingung banget! Aku emang suka sama kamu, tapi Liu Yunji!”gertak Yumi dengan meneteskan air matanya yang tadi sempat tertahan.
“kamu gak usah bingung, tinggal jawab ya atau gak..jangan dulu pikirin orang lain kamu sendiri aja gak di pikirin,ayolah jawab sekarang, aku butuh jawaban kamu!”jelas Yunji pada Yumi sembari mengusap air mata Yumi dengan Tissue.
“aku coba jawab sekarang…dan jawabanku…kring,,kring. Hape ku bunyi, aku angkat dulu ya teleponnya,” sementara Yumi sedang di telepon, Yunji memainkan stick drum-nya. Selesai mengangkat telepon, Yumi melanjutkan pembicaraannya. “ok, aku jawab dan aku gak bisa nolak kamu sekarang ini, karena aku sayang kamu”jawab Yumi sembari memejamkan mata, Yunji kaget ketika ia mendengar jawaban dari Yumi yang tak terkira.
“kamu beneran terima aku??”Yunji memastikan, Yumi hanya mengangguk dengan muka malu dan pipinya menjadi merah padam. Yunji langsung berteriak di hadapan teman-temannya,” hey, teman-teman…aku diterima Yumi, awas ya jangan ada yang ganggu dia, kalau ada yang ganggu berarti dia berurusan dengan aku!!” tegas Yunji pada teman-temannya sembari mukanya senang dan langsung memegang tangan Yumi pertanda ia sayang sekali padanya.
“jangan seneng dulu.. gimana sama Liu? Ayo dong pikirin, masa seneng-seneng di atas penderitaan orang csii,”pikir Yumi bingung
“aku gak ngeladenin dia itu karena aku gak suka, karena aku cuma sama kamu sukanya,” papar Yunji menenangkan Yumi.
“tapi gimana kalo dia tahu kita udah jadian..? kamu bantuin jelasinnya yaah,”pinta Yumi
“iya..aku ntar bilang ama dia, aku kasih dia penjelasan tentang semua ini.”Yunji menenangkan.
Sudah menyelesaikan urusan tentang Liu, Yumi langsung pulang ke rumah. Perasaan dia sudah tenang, tak ada lagi yang mengganjal di hatinya.
Sesampainya di rumah, dia teringat akan kata-kata Yunji yang menyatakan bahwa dirinya menyukai ia dari pada Liu, jiwanya seperti melayang di awang-awang bertabur bunga mawar merah dan putih perlambang dari cinta yang tulus. Tetapi terbesit dipikiran Yumi tentang Liu, ia pun kembali resah meskipun ia tengah berbunga-bunga.
Di sekolah, ketika Yumi bertemu Liu tak lagi seperti biasanya, karena memang Liu datang lebih awal daripada Yumi. Dalam batin yumi, ia bertanya-tanya apakah Liu sudah tau aku dan Yunji sudah jadian atau dia tahu bahwa aku telah membaca diary-nya?? Pertanyaan itu selalu menguasai batin Yumi setiap detik, tetapi apabila dia tahu aku membaca diary-nya tidak mungkin, karena di kamar itu tidak ada orang lain lagi selain aku dan dia, pertanyaan di dalam batinnya berkurang satu, tinggal pertanyaan yang terpenting itu yang masih singgah di batinnya.
“e..eh, Liu..udah dateng? Pagi banget, gak biasanya!!”Yumi nervous
“iya, kebetulan aja aku bangunnya pagi, kan kemarin aku tidur masih sore,”jawab Liu dengan nada bicara sedikit dingin kepadaku. “ada apa sih? Kok beda gitu sama aku ngomongnya, ada masalah?” Tanya Yumi serba salah, “iya ada, kamu tuh!” tegas Liu dan langsung pergi meninggalkan Yumi di kelas sendirian. Yumi mengejar Liu yang belum jauh dari tempat ia duduk. “ada apa sih? Cerita dong yang jelas biar aku ngerti?”Tanya Yumi “kamu gak usah pura-pura, aku tahu kamu lebih segalanya dari aku!”papar Liu dengan mempercepat langkahnya. Yumi langsung terdiam dan apa yang dibayangkannya itu benar-benar terjadi sekarang, saat ini dan detik ini. Yumi langsung menemui Yunji dan menceritakan apa yang terjadi barusan.
“udah dong, jangan nangis gitu akh, jelek deh mukanya!!” hibur Yunji
“gimana gak nangis, dia itu sahabatku!!”jelas Yumi pada Yunji sambil terus menangis
“kamu tunggu di sini, aku mau ngejelasin sama dia, sekarang dia di mana??” Yunji menenangkan
“dia di dekat kantin. Bangku yang biasa aku sama dia duduk kalo lagi santai. Iya sana, kamu jelasin biar dia gak salah faham..”ujar Yumi. Yunji langsung meluncur ke tempat di mana Liu berada.
Beberapa saat kemudian, setelah Yunji sampai di dekat bangku itu dia mendengar Liu berbicara sendiri yang di tujukan pada dirinya sendiri, “aduuh.. bego banget sih loe, ngapain loe harus omongin tentang Yumi ama Yunji..jadinya kan kayak gini!! Gue harus buang rasa ini, karena demi sahabat gue!! Sabar Liu sabaarr… nanti ada waktunya kok!” ungkap Liu kepada dirinya, tak lama setelah Liu selesai memaki dirinya sendiri, Yunji menghampirinya.
“kamu gak usah segitunya, karena sahabatmu juga sayang sama kamu dia gak mau liat sahabatnya jadi bodoh karena ini,”ucap Yunji
Liu kaget karena Yunji datang secara tiba-tiba, “eh..ngapain loe di sini?? Sana temani Yumi, aku gak mau di ganggu,”bentak Liu. “gak ada gunanya kamu bentak aku, karena aku mau kasih penjelasan sama kamu tentang aku dan Yumi yang selama ini kamu belum tahu pasti!” jelas Yunji. Liu ambil nafas panjang sambil menutup wajahnya dengan tangan, “hmmp..oke. aku sekarang siap dengerin penjelasan kamu,”ungkap Liu berat hati, “oke kalo kamu udah siap,”mulai Yunji.
“ liu jadi gini, minggu-minggu kemarin itu waktu aku baru pertama kali bertemu kalian dan kenal kalian, aku udah ada perasaan sama Yumi, tapi aku lihat kamu yang begitu langsung terbuka sama orang lain aku jadi merasa canggung untuk lebih kenal kalian, aku pun mengurungkan niat untuk pedekate sama Yumi,” “tapi kenapa kamu langsung ngasih surprise yang isinya kamu jadian sama Yumi? Kamu kan tau gimana perasaanku sama kamu??” potong Liu, “kamu jangan langsung potong pembicaraan aku dong, oke, emang aku tahu perasaan kamu sama aku gimana, tapi gimana lagi, aku gak bisa bohongin hati aku, udah aku urungkan niat ku, lama-lama aku gak kuat nahan perasaan ku, aku coba aja backstreet sama Yumi dari kamu dan temen-temen yang lain, toh, akhirnya ketahuan juga sama kamu dan teman-teman, ya terpaksa aku jalanin sampai saat ini,”jelas Yunji panjang lebar.
Liu menghela nafas panjang, seakan dia merelakan Yunji untuk Yumi. “hmmp..aku terima penjelasan kamu dan aku pengen minta maaf sama kalian berdua, ayo, kita temuin Yumi dia pasti udah nunggu tuh,” pinta Liu. Mereka pergi meninggalkan bangku itu dan menuju ke kelas Yumi dan Liu. Ketika sampai di kelas, Yumi masih terlihat ketakutan pada sahabatnya itu, tetapi Yumi merubah perasaan itu ketika Liu menyapanya. “hey,,jangan bengong gitu lihat aku, aku gak galak lagi kok. Maafin aku yaa atas kelakuan ku tadi sama kamu dan sama kamu juga Yunji ,maafin iyaa!!” ungkap Liu sembari berlutut pada Yumi yang sedang duduk di kursinya dan menoleh ke arah Yunji untuk meminta maaf juga.
“udah dong ah, jangan kaya gini malu di liat temen-temen disangkainnya kenapa lagi,hahaha,” Yumi sembari tertawa kecil menyuruh Liu untuk berdiri lagi dan duduk di sampingnya. Yunji tersenyum senang melihat mereka berdua dan ia langsung pamit untuk masuk kelasnya, karena memang bel telah memanggil-manggil. Akhirnya, persahabatan mereka tidak terkalahkan oleh cinta segitiga yang dialami oleh mereka, karena persahabatan itu kekal adanya. Mereka pun hidup bahagia dan meraih prestasi-prestasi lainnya, lalu mereka lulus dengan nilai baik serta mereka melanjutkan studinya ke universitas yang mereka inginkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar